Kisah Dibalik Lagu Sir Duke dan Penghormatan Stevie Wonder pada Duke Ellington
bacalah.id – Stevie Wonder masuk daftar 200 penyanyi paling berpengaruh di dunia yang baru-baru ini dirilis majalah musik terkemuka Rolling Stones. Musisi jenius dengan banyak karya ini berada di urutan ke 7 setelah Ray Charles, Mariah Carey, Billie Holiday, Sam Cooke, Whitney Houston dan Aretha Franklin.
Saya teringat tembang “Sir Duke” yang ditulis Stevie dan dirilis tahun 1977 di Album Key of Life, ketika anak bontot saya Rovy (15) memainkannya dengan gitar. Lagu yang saya dengar saat duduk di bangku SMP, 37 tahun silam. Musiknya enerjik dengan aransemen R&B yang mudah dicerna, dan ketika mengikuti iramanya membuat kepala bergoyang. Agak surprise, ketika anak milenial seusia Rovy memainkan lagu itu di antara ribuan lagu jaman sekarang yang membanjiri berbagai akun media sosial.
Stevie adalah legenda, bukan hanya karena berhasil mendapat berbagai penghargaan atas karyanya. Ia adalah sosok inspiratif, fisiknya yang berbeda tak menghentikan energinya untuk membuat karya-karya terbaik yang masih didengar hingga sekarang.
Sir Duke adalah lagu yang bercerita tentang musisi jazz paling berpengaruh dalam sejarah, Duke Ellington. Pemimpin band, pianis yang disebut raja dalam lirik yang ditulis Stevie dalam lagu yang bercerita tentang kekuatan musik sebagai bahasa universal. Seperti ditulis udiscovermusic.com, tembang Sir Duke menjadi lagu favorit hingga hari ini di lantai dansa. Meskipun musiknya bukan jazz, Sir Duke mengungkapkan infleksi dan kepekaan jazz yang kuat sesuai dengan konteks Motown dan R&B. Motown adalah label yang menaungi Stevie sejak usia 11 tahun saat awal berkarir.
Lirik Sir Duke adalah merayakan kehebatan musik jazz di masa lalu dengan referensi pada Louis Armstrong, Count Basie, Ella Fitzgerald, Glenn Miller dan raja dari segalanya, Sir Duke atau Duke Ellington. Lirik lagu dibuka dengan kalimat, musik adalah dunia di dalam dirinya sendiri dengan bahasa yang kita semua mengerti. Dengan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk bernyanyi, menari, dan bertepuk tangan.
Duke Ellington wafat pada tahun 1974, sosoknya memengaruhi gaya bermusik Stevie yang lahir 13 Mei 1950 dengan nama Stevland Morris. Stevie adalah penulis lagu, produser rekaman, dan aktivis sosial yang memenangi lebih dari 20 penghargaan grammy. Ia juga pernah menerima piala Oscar untuk Lagu Terbaik dan masuk ke Rock and Roll dan Songwriters Halls of fame.
Nathan East
Lagu Sir Duke kembali mendapat perhatian ketika digubah oleh basist jazz terkemuka Nathan East pada tahun 2014. Anggota Fourplay ini menuturkan, merilis tembang Sir Duke adalah ide kebetulan. Nathan bercerita, ia berada di Norwegia bersama Toto. Dan ketika kembali ke hotel dari pertunjukan, ada sebuah band pernikahan di salah satu ballroom.
“Begitu pemain bass melihat saya, dia melepas bassnya dan menyerahkannya kepada saya. Kemudian band tersebut membawakan Sir Duke dan para tamu memenuhi lantai dansa untuk menari. Ini adalah lagu yang menyenangkan, saya harus merekamnya,” katanya seperti dikutip dari guitarworld.com.
Nathan Harrell East adalah pemain dan vokalis jazz, R&B, dan rock Amerika kelahiran 8 Desember 1955. Nathan East adalah salah satu pemain bass yang paling banyak direkam dalam sejarah musik. Ia memegang gelar Bachelor of Arts di bidang Musik dari University of California, San Diego. Komposisi apik yang pernah direkam adalah 101 Eastbound, Lifecycle, dan komposisi ciamik Letter from Home karya gitaris Pat Metheny.
Stevie Wonder sendiri berujar, lagu Sir Duke adalah dedikasi kepada musisi yang berjasa dalam karir musik banyak orang termasuk dirinya. “Agar orang tidak terlalu cepat melupakan,” kata Stevie seperti dikutip dari storyfact.com. Lagu Sir Duke meledak dan menduduki puncak tangga lagu Billboard di Amerika dan di Inggris tahun 1977.
Lagu ini juga menyiratkan makna musik adalah bahasa universal, bahwa ada banyak aliran musik yang ada di dunia tidak perlu menjadi sebuah perdebatan. Mendengarkan dan memainkan alat musik adalah sebuah kegembiraan yang layak dinikmati oleh siapapun. Tentu saja lagu apik ini masih enak untuk didengarkan, bahkan oleh generasi saat ini yang menganut musik cross genre. ***